Dulu Diketawain, Sekarang Diikutin: Fenomena Ide yang Dicuri Dunia
“Lo Pernah Gak, Ngasih Ide yang Ditertawakan? Tapi Sekarang, Semua Orang Ikut-Ikutan…”
(Padahal lo udah bilang dari dulu. Tapi gak ada yang inget kalau itu datangnya dari lo.)
“Dulu gue pernah kasih ide. Simple aja, tapi waktu itu semua orang ketawa. Katanya aneh. Katanya gak bakal works. Bahkan ada yang nyeletuk, ‘Ngaco lo, siapa yang bakal mau?’
Gue diem. Sakit, tapi diem. Karena ya gimana… lo bukan siapa-siapa, jadi suara lo gak dianggap.”
Tahun-tahun berlalu.
Tiba-tiba, ide itu jadi tren.
Dijadiin konten. Dijadiin produk. Dijadiin gerakan. Dijadiin arah baru.
Dan yang lebih nyesek: semua orang ikut tepuk tangan untuk orang lain.
Bukan buat lo.
Padahal lo tahu... lo yang mulai semuanya.
🎯 UGLY TRUTH-nya:
Dunia kadang gak butuh ide bagus.
Dunia butuh suara yang keras, posisi yang tinggi, dan orang yang udah ‘dianggap’.
Bahkan kalau yang dia omongin, sebenernya udah pernah lo bisikkin dulu.
😶🌫️Dan yang bikin makin sepi:
Lo gak bisa marah.
Lo gak bisa bilang "Eh itu ide gue dulu!"
Soalnya gak ada saksi. Gak ada bukti.
Cuma ada lo… dan ingatan lo sendiri.
Yang pelan-pelan lo kubur, sambil ngomong ke diri sendiri:
“Gak apa-apa. Yang penting ide itu hidup. Meskipun bukan lewat gue.”
💔 Tapi lo tahu kan, rasanya…
Rasa dianggap gak penting,
Rasa gak dianggap layak didenger,
Rasa gak ada yang inget bahwa lo yang pertama kali mikir begitu.
📚 ILMU DI BALIK FENOMENA INI:
1. Status Bias / Authority Bias
Orang lebih percaya ide dari orang yang “udah dianggap” punya nama atau posisi.
Bahkan kalau isi idenya sama persis kayak yang lo bilang dulu, tapi karena sekarang yang ngomong CEO, Influencer, atau "orang lama", barulah dianggap masuk akal.
Ilmunya? Otak kita emang cenderung lebih percaya “siapa yang ngomong” daripada “apa yang diomongin” — ini disebut Authority Bias.
2. Timing vs Trust
Kadang... ide lo terlalu cepat buat diterima orang.
Bukan karena salah. Tapi karena dunia belum “haus” akan solusi itu.
Dan masalahnya: lo gak dipercaya cukup untuk jadi pembawa perubahan itu.
3. The Spotlight Problem
Kebanyakan orang hanya fokus pada “yang kelihatan” — bukan siapa yang duluan punya ide, tapi siapa yang “nampilin ide itu” dengan percaya diri, konsisten, dan punya stage.
Lo mungkin cuman bisik pelan di grup WA.
Sementara dia bikin pitch deck, presentasi, atau post viral.
💡 MAKA DARI ITU...
-
Kadang, punya ide bagus aja gak cukup.
-
Lo juga perlu momen yang tepat, tempat yang tepat, dan eksposur yang tepat.
-
Dan kadang... lo butuh tahan rasa pahit dulu, sebelum akhirnya semesta muter arah dan ngebuktiin lo gak salah.
🧠 GIMANA BIKIN IDE LO DIDENGER?
-
Dokumentasiin ide lo.
Simpan di email, note, atau bahkan kirim ke diri sendiri. Suatu hari bisa jadi bukti sejarah. -
Cari panggung lo sendiri.
Kalau gak dikasih panggung, bikin sendiri. Entah itu blog, channel, atau social media lo. Biar lo yang ngontrol narasinya. -
Kolaborasi sama yang udah punya posisi.
Kadang, ide lo butuh kendaraan. Gak harus lo nyetir sendirian. -
Sadar kalau value lo gak ditentukan dari siapa yang ngikutin, tapi seberapa konsisten lo percaya sama pikiran lo sendiri.
“In the long run, originality always wins. Tapi hanya kalau lo sabar dan mau main marathon.”
Buat lo yang pernah ngalamin ini:
Tenang. Lo bukan satu-satunya.
Bahkan Steve Jobs pun dulu pernah ditendang dari perusahaannya sendiri.
Ide dia? Dianggap “terlalu visioner”.
Tapi sekarang? Lo tahu jawabannya.
"Orang dengan ide besar biasanya akan ditertawakan dulu... sampai akhirnya mereka harus bertepuk tangan."
#IdeDicuri #SelfAwareness #AuthorityBias #BlogPsikologi #FenomenaKreatif #MindsetKreatif #KontenIndonesia #BlogGenZ #KreatorLokal
Comments
Post a Comment