Banjir Jogja Gak Main-Main! Sungai Bawah Tanah Meluap, Warga Terjebak!
Banjir di Jogja: Bencana yang Bisa Terulang! Ini Alasan Lo Harus Waspada Sekarang
Banjir kembali menghantam wilayah Bantul, Gunungkidul, dan Kulonprogo. Hujan deras tanpa henti memicu luapan sungai bawah tanah di Baron, menyebabkan setidaknya 15 orang terjebak dalam genangan air. Tim SAR pun berjibaku menyelamatkan warga yang terperangkap di rumah mereka.
Menurut BMKG Yogyakarta, curah hujan tinggi di wilayah DIY disebabkan oleh anomali cuaca akibat La Niña yang memperkuat intensitas hujan di Indonesia. Dr. Didi Setiadi, pakar klimatologi dari BMKG, menyatakan bahwa "Perubahan pola cuaca akibat pemanasan global membuat kejadian ekstrem seperti banjir semakin sering terjadi."
Kenapa Banjir di Jogja Semakin Parah?
-
Hujan Deras & Perubahan Iklim
Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa curah hujan di wilayah Yogyakarta meningkat 30% di atas normal akibat perubahan iklim global. Fenomena ini juga terjadi di negara-negara lain seperti Thailand dan Filipina, yang baru-baru ini mengalami banjir besar. -
Alih Fungsi Lahan yang Brutal
Menurut data Dinas Lingkungan Hidup DIY, lebih dari 2.000 hektar lahan hijau telah berubah menjadi area permukiman dan perkantoran dalam dekade terakhir. Hutan dan daerah resapan air yang berkurang membuat air hujan gak bisa terserap dengan baik, langsung menggenang dan menyebabkan banjir lebih cepat terjadi. -
Sungai Bawah Tanah Gunungkidul Meluap
Gunungkidul memiliki jaringan sungai bawah tanah yang unik, termasuk Sungai Baron yang normalnya mengalirkan air hujan ke laut. Namun, jika curah hujan ekstrem, air bisa meluap ke pemukiman warga karena kapasitas sungai tidak cukup menampung debit air yang besar. "Fenomena ini sebenarnya sudah bisa diprediksi jika ada sistem monitoring yang lebih baik," ujar Dr. Agus Sudibyo, ahli geologi UGM.
Dampak Setelah Banjir: Lebih Parah dari yang Lo Kira!
Banjir bukan cuma soal rumah yang kebanjiran atau kendaraan yang mogok. Ada dampak lain yang lebih besar:
-
Penyakit Menular Meningkat: Data dari Dinas Kesehatan DIY menunjukkan bahwa setelah banjir besar pada 2023, kasus leptospirosis meningkat 40%, serta kasus diare dan infeksi kulit ikut melonjak.
-
Kerugian Ekonomi: Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), total kerugian akibat banjir di Yogyakarta tahun lalu mencapai Rp120 miliar, termasuk kerusakan rumah, infrastruktur, dan lahan pertanian.
-
Longsor Susulan: Setelah tanah jenuh air, risiko longsor meningkat drastis, terutama di daerah perbukitan seperti Imogiri dan Dlingo. "Bencana ini bukan hanya soal banjir, tapi juga rentetan efek berkelanjutan yang harus kita waspadai," kata Prof. Sutopo Yuwono dari UGM.
Apakah Kita Bisa Cegah Banjir di Masa Depan?
Mengandalkan pemerintah saja? Gak cukup! Kita semua harus ikut bergerak. Berikut beberapa langkah konkret yang bisa dilakukan:
-
Jangan Buang Sampah Sembarangan! Sampah plastik yang menyumbat drainase adalah salah satu penyebab utama banjir.
-
Hijaukan Kembali Kota! Data dari FAO menyebutkan bahwa satu pohon besar bisa menyerap hingga 150.000 liter air hujan per tahun. Bayangkan kalau kita tanam lebih banyak pohon!
-
Bangun Infrastruktur yang Lebih Adaptif! Banyak negara mulai menerapkan teknologi sponge city, di mana trotoar dan jalan dibuat dengan material yang bisa menyerap air. Kenapa Indonesia belum?
Kesimpulan: Banjir Ini Peringatan Keras, Bukan Kebetulan!
Banjir yang terjadi di Bantul, Gunungkidul, dan Kulonprogo bukan sekadar fenomena alam. Ini adalah hasil dari kombinasi urbanisasi yang gak terkendali, perubahan iklim, dan kurangnya mitigasi bencana. Kalau kita gak mulai bertindak dari sekarang, siap-siap aja menghadapi bencana yang lebih besar di masa depan.
"Kita gak bisa menghentikan hujan, tapi kita bisa mencegah banjir," kata Dr. Rahmat Hidayat, peneliti lingkungan dari BRIN.
Setuju atau gak? Drop pendapat lo di komentar! Jangan lupa share artikel ini biar makin banyak orang sadar dan kita bisa bareng-bareng cari solusinya!
#BanjirJogja #Gunungkidul #CuacaEkstrem #MitigasiBencana #JogjaTerkini #BencanaAlam #BreakingNews
Comments
Post a Comment