Bonus Ojol Ditolak? Fakta Mengejutkan!

⏬ Auto Scroll

Ojol & THR: Drama Setiap Lebaran, Prabowo Sampai Turun Tangan!

Thumbnail dengan ojol ekspresif memegang uang tunai dengan headline ‘Bonus Ojol Ditolak? Fakta Mengejutkan!’ yang menarik perhatian.


Setiap mendekati Lebaran, satu pertanyaan klasik selalu muncul: Apakah ojol dan kurir online berhak dapat THR? Tahun ini, drama semakin panas! Menteri Pertahanan sekaligus presiden terpilih, Prabowo Subianto, mengimbau aplikator seperti Gojek dan Grab untuk memberikan bonus Hari Raya dalam bentuk uang tunai kepada para mitra. Tapi, apakah ini solusi atau sekadar pemanis di tengah gejolak finansial yang dialami para driver?

THR atau Sekadar “Tali Kasih”?

Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) langsung merespons. Mereka menolak skema "Bantuan Hari Raya" atau "Tali Kasih Hari Raya" yang diberikan aplikator sebagai pengganti THR. Menurut mereka, ini hanyalah alasan yang dibuat-buat untuk menghindari kewajiban hukum. Padahal, faktanya banyak ojol dan kurir mengandalkan penghasilan harian mereka tanpa jaminan sosial atau kepastian pendapatan.

🔥 Fakta Mengejutkan:

  • Jumlah ojol di Indonesia diperkirakan mencapai 4 juta pengemudi.
  • Sebagian besar driver bekerja tanpa kontrak kerja tetap, artinya mereka tidak mendapatkan jaminan layaknya karyawan tetap.
  • Berdasarkan survei, lebih dari 70% ojol berharap mendapatkan THR untuk membantu kebutuhan Lebaran mereka.


Negara Lain Gimana? Ada yang Lebih Peduli!

Ternyata, di beberapa negara lain, pekerja gig economy mendapatkan hak lebih baik:

  • Prancis & Spanyol: Pekerja gig economy mulai diakui sebagai karyawan kontrak dengan tunjangan seperti asuransi dan bonus.
  • California, AS: UU AB5 mengatur bahwa pekerja aplikasi bisa dikategorikan sebagai pekerja tetap jika mereka tidak memiliki kendali penuh atas cara kerja mereka.
  • India: Beberapa startup ride-hailing mulai menawarkan skema insentif tahunan sebagai pengganti THR.

Sementara itu, di Indonesia, THR masih menjadi mimpi yang tak kunjung jadi nyata bagi sebagian besar mitra ojol.

Kisah Nyata: Lebaran di Tengah Ketidakpastian

Bang Fajar (37), seorang driver ojol di Jakarta, bercerita bahwa setiap Lebaran adalah perjuangan berat. "Tahun lalu, saya kerja sampai malam buat ngejar bonus. Tapi tetap aja nggak cukup buat beli baju baru buat anak-anak," katanya. Tanpa THR, ojol harus memilih antara lembur gila-gilaan atau berhemat mati-matian.


Apa yang Bakal Terjadi Selanjutnya?

Sekarang, CEO GoTo, perwakilan ojol, dan Menteri Ketenagakerjaan telah bertemu di Istana. Ada spekulasi bahwa pemerintah akan memaksa aplikator memberikan insentif lebih adil. Tapi, apakah ini akan benar-benar terjadi atau sekadar drama tahunan yang berakhir tanpa solusi?

🚀 Prediksi Masa Depan:

  • Jika tekanan publik meningkat, bisa jadi aplikator mulai memberikan bonus lebih besar.
  • Jika tidak ada perubahan, kemungkinan besar akan terjadi aksi mogok besar-besaran dari para driver.
  • Regulasi baru mungkin akan dibuat, tetapi implementasinya bisa butuh bertahun-tahun.

💬 Apa pendapat lo? Apakah ojol dan kurir berhak atas THR seperti karyawan tetap? Atau memang ini risiko bekerja di gig economy? Drop opini lo di komen, yang paling mindblowing bakal gue bales! 🔥

📢 Bagikan artikel ini biar makin banyak yang sadar akan kondisi para pejuang jalanan kita! #THROjol #LebaranOjol #PrabowoTHR #KeadilanGigEconomy

Comments

New Post

Mikky Oscarino blog

Show more